Strategi Private Brand atau disebut juga Private Label telah menjadi bagian strategi pemasaran yang
dilakukan oleh para peritel. Dengan harapan efisiensi biaya dapat tercapai dan mampu meningkatkan brandawareness di benak konsumen.
Private Brand Strategy berpengaruh terhadap Brand Equity dan Shopping Preferences Pelanggan. Serta Brand Equity berpengaruh terhadap Shopping Preferences. Konsumen dalam menentukan pilihan produk akan sangat ditentukan oleh preferensi konsumen berdasarkan atribut yang mensyaratkan suatu pengetahuan dan penggunaan spesifik dari atribut pada saatmengambil keputusan. Pada dasarnya, kebanyakan orang berusaha melakukan preferensi berdasarkan atribut dalam melakukan pemilihan terhadap suatu merek.
Dan mari kita pahami lebih lanjut pengertian mengenai Private Brand, Brand Equity dan Shopping Preferences.
Private Brand Strategy
Label pribadi adalah merek yang dikembangkan dan dikelola oleh distributor (retailer,grosir, jasa makanan).
Pengecer stempel merek mereka pada produk dan menjualnya kepada konsumen akhir. Private label merek yang pertama kali diperkenalkan lebih dari 100 tahun yang lalu di beberapa kategori produk, telah melihat pertumbuhan yang mengesankan dalam beberapa dekade terakhir. Label swasta berkembang biak dalam sejumlah kategori produk dan mengumpulkan pangsa pasar utama sebagai pengecer berbagai manfaat yang dirasakan oleh pengenalan mereka.
Selain memberikan margin ritel tinggi dibandingkan dengan merek-merek nasional, menambahkan label pribadi untuk produk keragaman baris dalam kategori ritel. Diperoleh keuntungan tambahan kepada pengecer dalam hal membedakan dengan penawaran dari pengecer yang bersaing serta memiliki pengaruh yang lebih besar dengan produsen merek nasional.
Preference
Preferensi (preference) merupakan sikap dari konsumen yang bersedia memberi rekomendasi terhadap
produk atau jasa yang pernah dinikmatinya kepada orang lain.
Preferensi konsumen adalah nilai-nilai bagi pelanggan yang diperhatikan dalam menentukan sebuah pilihan. Lain halnya dengan preferensi belanja yang berarti sikap dari konsumen yang bersedia member rekomendasiterhadap belanja yang pernah mereka nikmati kepada orang lain. Dalam kaitan dengan preferensi ini, makakonsumen akan menggunakan harapannya sebagai standar atau acuan. Dengan demikian, harapanpelangganlah yang melatar belakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai berbedaoleh pelanggannya. Dalam konteks preferensi konsumen, umumnya harapan merupakan perkiraan ataukeyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. memberikan ilustrasitentang preferensi konsumen dengan ilustrasi sebagai berikut: “Saya lebih menyukai merek ini,” kata Susan sambil menunjuk teh siap minum merek terkenal. Preferensi konsumen tercermin dari kata: I prefer this brand, sebenarnya merupakan hasil proses evaluasi. Bermula dari preferensi merek ini, tinggal selangkahlagi menuju keputusan. “Saya lebih menyukai merek ini” adalah preferensi. “Saya putuskan untuk membelinya,” inilah keputusan sebelum pembelian (pre-purchase decision).
Brand Equity
Menurut Kotler, Armstrong, Ekuitas merek adalah nilai suatu merek berdasarkan seberapa kuat merek tersebut mempunyai loyalitas merek, kesadaran konsumen akan nama merek, kualitas yang dipersepsikan, asosiasi merek, dan berbagai aset lainnya seperti paten, merek, dagang, dan hubungan jaringan distribusi. Ekuitas merek yang tinggi memberikan sejumlah keuntungan kompetitif seperti yang
dikemukakan ofeh Philip Kotler yaitu :
1. Perusahaan akan menikmati biaya pemasaran yang lebih kecil.
2. Perusahaan akan mempunyai posisi yang lebih kuat dalam negosiasi dengan distributor dan pengecer.
3. Perusahaan dapat mengenakan harga yang lebih tinggi daripada pesatngnya.
4. Perusahaan lebih mudah untuk meluncurkan perluasan merek.
5. Merek itu melindungi perusahaan dari persaingan harga yang ganas.
Dan inilah salah satu perusahaan yang mengembangkan Private Branding dalam kemasan TRINITY WATER ADVERTISEMENT
dilakukan oleh para peritel. Dengan harapan efisiensi biaya dapat tercapai dan mampu meningkatkan brandawareness di benak konsumen.
Private Brand Strategy berpengaruh terhadap Brand Equity dan Shopping Preferences Pelanggan. Serta Brand Equity berpengaruh terhadap Shopping Preferences. Konsumen dalam menentukan pilihan produk akan sangat ditentukan oleh preferensi konsumen berdasarkan atribut yang mensyaratkan suatu pengetahuan dan penggunaan spesifik dari atribut pada saatmengambil keputusan. Pada dasarnya, kebanyakan orang berusaha melakukan preferensi berdasarkan atribut dalam melakukan pemilihan terhadap suatu merek.
Dan mari kita pahami lebih lanjut pengertian mengenai Private Brand, Brand Equity dan Shopping Preferences.
Private Brand Strategy
Label pribadi adalah merek yang dikembangkan dan dikelola oleh distributor (retailer,grosir, jasa makanan).
Pengecer stempel merek mereka pada produk dan menjualnya kepada konsumen akhir. Private label merek yang pertama kali diperkenalkan lebih dari 100 tahun yang lalu di beberapa kategori produk, telah melihat pertumbuhan yang mengesankan dalam beberapa dekade terakhir. Label swasta berkembang biak dalam sejumlah kategori produk dan mengumpulkan pangsa pasar utama sebagai pengecer berbagai manfaat yang dirasakan oleh pengenalan mereka.
Selain memberikan margin ritel tinggi dibandingkan dengan merek-merek nasional, menambahkan label pribadi untuk produk keragaman baris dalam kategori ritel. Diperoleh keuntungan tambahan kepada pengecer dalam hal membedakan dengan penawaran dari pengecer yang bersaing serta memiliki pengaruh yang lebih besar dengan produsen merek nasional.
Preference
Preferensi (preference) merupakan sikap dari konsumen yang bersedia memberi rekomendasi terhadap
produk atau jasa yang pernah dinikmatinya kepada orang lain.
Preferensi konsumen adalah nilai-nilai bagi pelanggan yang diperhatikan dalam menentukan sebuah pilihan. Lain halnya dengan preferensi belanja yang berarti sikap dari konsumen yang bersedia member rekomendasiterhadap belanja yang pernah mereka nikmati kepada orang lain. Dalam kaitan dengan preferensi ini, makakonsumen akan menggunakan harapannya sebagai standar atau acuan. Dengan demikian, harapanpelangganlah yang melatar belakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai berbedaoleh pelanggannya. Dalam konteks preferensi konsumen, umumnya harapan merupakan perkiraan ataukeyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. memberikan ilustrasitentang preferensi konsumen dengan ilustrasi sebagai berikut: “Saya lebih menyukai merek ini,” kata Susan sambil menunjuk teh siap minum merek terkenal. Preferensi konsumen tercermin dari kata: I prefer this brand, sebenarnya merupakan hasil proses evaluasi. Bermula dari preferensi merek ini, tinggal selangkahlagi menuju keputusan. “Saya lebih menyukai merek ini” adalah preferensi. “Saya putuskan untuk membelinya,” inilah keputusan sebelum pembelian (pre-purchase decision).
Brand Equity
Menurut Kotler, Armstrong, Ekuitas merek adalah nilai suatu merek berdasarkan seberapa kuat merek tersebut mempunyai loyalitas merek, kesadaran konsumen akan nama merek, kualitas yang dipersepsikan, asosiasi merek, dan berbagai aset lainnya seperti paten, merek, dagang, dan hubungan jaringan distribusi. Ekuitas merek yang tinggi memberikan sejumlah keuntungan kompetitif seperti yang
dikemukakan ofeh Philip Kotler yaitu :
1. Perusahaan akan menikmati biaya pemasaran yang lebih kecil.
2. Perusahaan akan mempunyai posisi yang lebih kuat dalam negosiasi dengan distributor dan pengecer.
3. Perusahaan dapat mengenakan harga yang lebih tinggi daripada pesatngnya.
4. Perusahaan lebih mudah untuk meluncurkan perluasan merek.
5. Merek itu melindungi perusahaan dari persaingan harga yang ganas.
Dan inilah salah satu perusahaan yang mengembangkan Private Branding dalam kemasan TRINITY WATER ADVERTISEMENT